Analisis biostatistik merupakan komponen penting dalam optimalisasi pemanfaatan data tersebut. Analisis biostatistik tentunya berbeda dari metode statistic pada umumnya karena juga memperhatikan aspek-aspek klinik dalam pengolahan data. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan berbagai aspek ilmu pengetahuan, ilmu biostatistik turut mengalami berbagai perbaikan tanpa meninggalkan kaidah keilmuan yang telah diketahui.
Pada 26 – 27 September yang lalu, Tim Registrasi Kanker RSUP Dr Sardjito/FK-KMK UGM menerima kunjungan dr Donsuk Pongnikorn, Deputy Director dari Rumah Sakit Kanker Lampang, Thailand dalam rangkaian workshop bertajuk Applied Biostatistics for Cancer Research. dr. Pongnikorn juga merupakan salah satu pakar yang aktif dalam bidang registrasi kanker di Thailand, khususnya untuk daerah Lampang.
Pada rangkaian workshop tersebut, dr. Pongnikorn menyampaikan materi mengenai Epidemiologi Klinis, Pengenalan Analisis Kesintasan Dasar dan Kesintasan Berbasis Populasi, serta Penembangan dan Pemanfaatan Data Registrasi Kanker di Lampang.
Menurut dr Pongnikorn, terdapat tiga bidang utama dari penelitian mengenai kelangsungan hidup pada penyakit kanker, yaitu epidemiologi klinis, surveilans kanker, dan analisis. Pada bidang epidemiologi klinis, terdapat dua sub-bidang yang patut diperhatikan, yaitu riset prognosis dan penelitian terapi. Prognosis merupakan perkiraan hasil kesehatan pada pasien, sehingga riset prognosis adalah investigasi prognosis suatu penyakit untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan memastikan hasil yang positif. Dr Donsuk menjelaskan pula beberapa jenis riset prognosis serta perbedaannya satu sama lain, antara lain overall prognosis, prognostic factor, prognostic model, dan stratified prognostic. Sementara pada penelitian mengenai terapi kanker, dr Pongnikorn menunjukkan contoh penelitian randomized clinical trial yang pernah dilakukan pada kasus bedah kanker payudara.
Bidang surveilans kanker berfokus untuk menggali faktor risiko, insidensi, kelangsungsan hidup, dan mortalitas dari penyakit kanker tertentu. Masing-masing data memegang peranan yang penting, misalnya data mortalitas digunakan untuk menentukan prioritas jenis kanker yang memerlukan intervensi dan data kelangsungan hidup untuk melihat efektivitas pelayanan kesehatan. dr. Pongnikorn menekankan bahwa seorang peneliti harus memerhatikan keseluruhan data, “kita harus bisa melihat gambaran keseluruhan, jangan hanya berfokus pada salah satu, misalnya data mortalitas saja.”
Analisis yang ditekankan pada penelitian kanker adalah time to death survival analysis, yaitu saat pasien kanker sebagai subjek penelitian masih hidup hingga cut off point yang ditentukan, namun kita tidak tahu sampai kapan subjek tersebut dapat bertahan hidup. Misalnya pada penelitian yang bertujuan melihat perlakuan intervensi mana yang paling baik untuk menunjang kelangsungan hidup. Beberapa kesimpulan dapat diambil hanya dengan melihat diagram, namun pada beberapa kasus diperlukan program statistik untuk membandingkan survival curves yang perbedaannya sulit ditentukan dengan mata telanjang.
Di akhir pemaparannya, dr Pongnikorn menekankan pentingnya registri kanker berbasis populasi dalam penelitian kanker. Terdapat tiga jenis penelitian kanker, yaitu randomized clinical trial, penelitian berbasis rumah sakit, dan penelitian berbasis populasi. Dibandingkan kedua penelitian lainnya, penelitian berbasis populasi masih kurang popular karena banyak peneliti yang belum menyadari pentingnya penelitian dengan skala besar, yaitu sebagai benchmark. Penelitian ini memberikan kita gambaran besar mengenai keadaan penyakit kanker tertentu di suatu negara, sehingga kita dapat membandingkan posisi negara kita dengan negara lain. Data dari registry berbasis populasi ini dapat digunakan oleh pemerintah untuk membuat target peningkatan kualitas dan menetapkan kebijakan atau strategi pelayanan kesehatan berbasis bukti.
Di luar rangkaian workshop yang disampaikan, dr. Pongnikorn juga melakukan kunjungan ke Kantor Registrasi Kanker RSUP Dr Sardjito/FK-KMK UGM di Gedung Integrated Cancer Center RSUP Dr Sardjito dan melihat langsung pelaksanaan kegiatan registrasi kanker sehari-hari. dr. Pongnikorn berdiskusi dengan pelaksana harian registrasi kanker dan membicarakan kendala yang kerap dihadapi pada setting masing-masing.